Powered By Blogger

Sabtu, 09 Februari 2013

TERBELENGGU ASA




TERBELENGGU ASA
Dibukit indah berbunga
Disaat aku melamunkan dia
Kutermenung menatap angkasa
Seakan kau terbang disana

Dalam impian engkau hadir bersama
Dengan membawa kata mesra
Akankah aku bersuka ria
ataukah berduka nestapa
Melihat kau bahagia dengannya

Sedih hati sungguh tak terkira
Wanita yang selalu aku damba
Tak kan lagi bertemu dengannya
Karena dia bahagia dengan pilihanya

Kejamnya dunia merampas cinta
Mematikan rasa dan raga
Hanya kerak jiwa yang tersisa'
Matinya rasa terbelunggu asa.

JANJI



JANJI
Hari ini Galau hati menyelimuti diri
Entah apa yang terjadi tak kusadari
Degub jantung terasa menyesakkan hati
Seakan beban hati yang tak pernah henti

Hari ini bila mengingat semua yang terjadi
Seakan tak pernah bisa terpungkiri
Bila membuat rasa kesal dalam diri
Mungkinkah hari ini akan terlalui

Hari berganti tanpa henti
Dalam derap langkah yang terjadi
Suka duka datang dilih berganti
Tanpa ada catatan tersedniri
Semua berlalu seakan tak termemori

Kegelisahan hari ini
Awal dari kesadaran hati
Bila selama ini telah tanpa ada koreksi
Berbagai sisi kehidupan yang banyak merugi
Yang harus terlalui walau dengan sesak hati

Bila hari ini sudah begini
Sebagai koreksi dalam perlakuan pribadi
Esok lusa akankah terulang kembali
Atau memang merupakan tradisi dalam hidup ini
Mungkinkah akan dapat memenuhi pangilan jiwa ini

Hari ini aku berjanji
Untuk menjadi insan yang berbaik budi
Tuk memulai kehidupan yang berarti
Meninggalkan janji-janji yang tak terteoati
Agar hidup ini menjadi berarti
Dalam menyambut datangnya hari nan suci

SENDIRI



SENDIRI
Disaat sepi hati sendiri
Tak ada teman yang menemani
Walau harap diri selalu hadir disini
Kini semua sepi sendiri lagi

Sepi
Rasa sepi menghantui diri
Bagai hidup dalam mimpi ditengah malam sunyi
Tiada terdengar suara desah bernyanyi
Seperti dikala kita sedang mencurahkan rasa hati

Sepi sendiri
Kini terulang lagi
Entah mengapa selalu begini
Disaat mulai tumbuh rasa simpati
Selalu saja ada hal yang mengakhiri
Hingga membuat diri ini sepi lagi

Sepi sendiri lagi
Kini tiada tenman kekasih hati
Takl lagi kudengar suara merdu bernyanyi
Menghibur diri seperti saat kita memadu ja nji
Kemana kini aku harus mencari lagi

Sepi sendiri kian mendera hati
Masihkan ada harap yang menggugah rasa ini
Untuk dapat berceria seperti dulu lagi
Atau harus aku selalu begini
Tiada kasih sayang yang dapat aku miliki

Dalam sepi sendiri yang kini kujalani
haruskah kuterima selamanya begini
Atau masih ada harap tuk bertemu lagi
Walau sekedar menatap bayang dalam kesunyian ini.

BARA MENGEMBANG


BARA MENGEMBANG
Diawal perkenalan dengan sang rupawan
Tak terfikir yang akan terjadi kemudian
Hanya kesenangan selalu diharapkan
Dengan mengabaikan rambu kehidupan
Tak adar diri ini sudah tidak sendrian
Terikat janji suci dalam kehidupan
Yang telah disaksikan oleh banyak insan
Dalam membangun keluarga penuh kasih sayang

Namun semua kini telah tersingkirkan
Hanya demi kesenangan yang tak terkirakan
Mengikuti kehendak kesenangan
Walau harus banyak yang terkorbankan
Kini bara itu kian mengembang
Tak lagi mau menerima saran
Semua telah menjadi berantakan
Tak lagi mampu bertahan

Hanya kata penyesalan yang tertahan
Mengapa semua dilakukan
Kini  memetik  buah  perselingkuhan
Tak lagi merengkuh kebahagiaan
Keluarga menjadi berantakan