Powered By Blogger

Minggu, 17 Maret 2013

HANYA ADZAB TUHAN

HANYA ADZAB TUHAN
Serat dunia membawa bencana
Dalam kehidupan masyarakat Jelata
Yang selalu dalam kesengsaraan dan tipu daya
Mengharapkan kasih dan perhatian Negara

Dalam perjuangan tidaklah meronta
Walau debu dan keringat menempel di dada
Semua dijalani hanya tuk menyambung nyawa
Demi kelangsungan hidup keluarga

Senandung tangis sang bayi dalam gendongan
Menemani seorang ibu yang berjuang mencari makan
Disela lalu lalang kejamnya kehidupan
Hanya karena nasib yang tidak menguntungkan

Diatas sana penguasa hidup bermewahan
Sambil tertawa terbahak tak menghiraukan
Hanya memikirkan diri dan golongan
Lupa akan tanggung jawab yang di emban

Kepalsuan demi kepalsuan yang kau janjikan
Seakan engkau adalah pahlawan
Dimata masyarakat tak lebih dari setan
Walau muludmu berhiaskan kalimat Tuhan

Duhai manusia pilihan
Apapun yang kau lakukan tak lagi ada halangan
Bahkan aturanpun kau permainkan
Tanpa memikirkan amanah Tuhan
Hanya adzab-lah yang akan menjadikan balasan

KORBAN NAFSU

KORBAN NAFSU

Malam itu
Mencoba mencari beritamu
Untuk mengetahui keadaanmu
Setelah beberapa minggu
Engkau dirundung pilu

Malam itu
Ku ketuk pintu rumahmu
Terdengar suara sendu
Seakan berharap sesuatu
Berdebar hati menunggu
Ingin tahu kabar beritamu

Malam itu
Kau bersimpuh dikamarmu
Berharap sesuatu dengan doamu
Sempat terdengar kalimatmu
Sungguh menyayat kalbu

Malam itu
Kubertanya  padamu
Apa yang terjadi padamu
Tak kusangka jawabmu
Korban rayuan  temanku
Hingga membuat dirimu malu
Akibat perbuatan penuh nafsu

Kamis, 07 Maret 2013

NEGERI ANTAH BERANTAH

NEGERI ANTAH BARANTAH
Kata orang negeriku kaya raya
Kata orang  segalanya tersedia
Kata orang rakyatnya makmur sentosa
Kata orang juga Negeriku bagai jamrud khatulistiwa

Mbahku bilang
Jaman belanda hidup kita dijajah
Tapi soal makanan tidak masalah
Walau hidup tidak mewah
Semuanya serba barokah
Karena tidak serakah

Kini jaman  sudah berubah
Kehidupan serba mewah

Semakin banyak masalah
Para penyelenggaranya banyak  bikin ulah
Dtak sedikit yang serakah
Hidup semakin susah
Cari makanpun tak lagi mudah
Bagai hidup di NEGERI ANTAH BARANTAH

PELARIAN RINDU

PELARIAN RINDU
Seminggu yang lalu engkau datang padaku
Dengan membawa harapan baru
Seakan engkau tahu
Apa yang terjadi Padaku

Sehari berlalu engkau katakan rindu
Kau belai rambutku dengan syahdu
Seakan aku sudah menjadi milikmu
Tak pernah aku merasa malu
Dalam dekap pangkuanmu

Se jam berlalu engkau hadir padaku
Kau bercerita masa-masa kelabu
Seakan engkau jatuh cinta padaku
Dengan desah syahdu engkau kecup keningku

Waktu berlalu seakan menjadi saksi bisu
Engkau hadir dalam gaya dan pesonamu
Tanpa kuatir akan penolakan cintaku
Seakan engkau sudah menjadi kekasihku

Semenit yang lalu engkau cium bibirku
Terasa seakan waktu hanya milikku
Tak ada lagi rasa malu
Seakan aku sudah menjadi istrimu

Namun
Ucapan katamu membuat aku pilu
Dalam Belaian kasihmu engkau berdesah sendu
Sebuah nama muncul dibibirmu
Kau sebut dengan penuh rasa rindu
seakan dia dalam pelukanmu
Kenapa engkau jadikan aku pelarian rindu